Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui akun twitter dan facebooknya meralat pernyataan presiden Jokowi tentang Indonesia yang masih berutang pada IMF. Menurut SBY, Indonesia sudah bukan lagi menjadi pasien IMF sejak 2006.
Sebelumnya, presiden Jokowi menyampaikan kritik dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 terhadap IMF, Bank Dunia, dan Asian Development Bank (ADB). Namun presiden mengungkapkan pula bahwa Indonesia tidak anti IMF. Pidato tersebut tidak dimaksudkan presiden untuk mengajak negara-negara Asia Afrika antipati terhadap badan tersebut.
Dikutip oleh JPNN, ketika berada di Bandara Halim Perdanakusuma, presiden Jokowi menyatakan, “Siapa yang bilang Indonesia anti-IMF. Siapa? Kita kan masih minjem uang ke sana.”
Penyataan inilah yang kemudian mendapatkan jawaban dari Susilo Bambang Yudhoyono, presiden ke-6 RI. Melalui akun facebooknya, SBY membantah jika Indonesia masih berutang pada IMF. Bahkan ia meyakinkan, Indonesia sudah melunasi utang tersebut pada 2006, atau lebih cepat empat tahun dari jadwal yang awalnya ditetapkan (2010).
“Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 yang lalu. Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah US$ 9,1 miliar, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp. 117 triliun, dan pembayaran terakhirnya kita lunasi pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada. Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF,” sebut SBY.
Namun SBY juga mengungkapkan, Indonesia masih memiliki utang luar negeri, yang sudah ada sejak era Presiden Soekarno. Hanya saja, dalam satu dekade pemerintahannya, SBY menyebut rasio utang tersebut berhasil diturunkan.
“Jika yang dimaksudkan Presiden Jokowi, Indonesia masih punya utang luar negeri, itu benar adanya. Utang Indonesia ada sejak era Presiden Soekarno. Meskipun, ketika saya memimpin Indonesia (2004-2014) rasio utang terhadap GDP terus dapat kita turunkan. Jika akhir tahun 2004 rasio utang terhadap GDP itu sekitar 50,6 %, di akhir masa jabatan saya tinggal sekitar 25 %. Artinya, jika dulu separuh lebih GDP kita itu untuk menanggung utang, maka tanggungan itu telah kita turunkan menjadi seperempatnya. Tetapi, kalau yang dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada IMF, hal itu jelas keliru.”
Tanggapan pemerintah berbeda-beda mengenai hal ini. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan pernyataan SBY bahwa Indonesia memang sudah bebas utang dari IMF. Katanya, “”Ssejak 2006 kita sudah tidak ada utang. Yang bilang kita masih punya utang ke IMF itu salah kutip.”
Sementara Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto justru menyatakan hal berbeda. Ia mengakui, utang kepada IMF sudah lunas pada 2006, tapi, “data dari statistik utang luar negeri Indonesia, ya ada. ADB dan IMF ya ada di 2009.”
ConversionConversion EmoticonEmoticon